Kita harus punya sifat tabah, bijak, dan arif seperti “Hujan Bulan Juni” ini. 4. results (hasil) Hasil dari puisi “Hujan Bulan Juni” Pak Sapardi ini merupakan wujud dari berbagai peluang di atas. Ya, puisi “Hujan Bulan Juni” ini dapat menghasilkan lagu yang berjudul sama yang dinyanyikan oleh Ghaitsa Kenang, selain itu puisi

Desember 28, 2019. Hujan Bulan Juni. Judul : HUJAN BULAN JUNI - Sepilihan Sajak. Penulis : Sapardi Djoko Damono. Penerbit : GPU. Tebel : 120 halaman. Genre : Non Fiksi. ISBN : 978-979-22-9706-5. Buku ini memiliki sampul tetesan air dan daun kering yang sedang jatuh, sepertinya penulis ingin mengungkapkan beberapa sesuatu yang menarik hati
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Hujan Bulan Juni adalah film pertama karya Sapardi Djoko Damono. Film Hujan Bulan Juni yang digarap Rumah Produksi Starvision dan Sinema Imaji ini diputar perdana di bioskop pada 2017. Cerita film Hujan Bulan Juni ini diadaptasi dari puisi terkenal Sapardi Djoko Damono. Cover buku Hujan Bulan Juni. (Kompas/Yuniadhi Kumpulan Puisi Sapardi Djoko Damono, Aku Ingin sampai Hujan Bulan Juni. Kompas.com - 20/03/2023, 13:29 WIB. Andika Aditia. Penulis. Lihat Foto. Sapardi Djoko Damono (KOMPAS/WAWAN H PRABOWO) KOMPAS.com – Ada pemandangan berbeda di laman depan mesin pencarian Google pada Senin (20/3/2023).
\n \n resensi buku puisi hujan bulan juni
Musikalisasi puisi karya SDD dimulai pada tahun 1988 ketika beberapa mahasiswanya membantu program Pusat Bahasa, membuat musikalisasi puisi karya beberapa penyair Indonesia, dalam upaya mengapresiasikan sastra kepada siswa SLTA. Saat itulah tercipta musikalisasi Aku Ingin oleh Ags. Arya Dipayana dan Hujan Bulan Juni oleh M. Umar
Tidak ada yang lebih membuat lara. Dari hujan bulan Juli. Dihapusnya retak-retak kebisuan angin malam. Bersenandung di antara nyanyian duka. Tidak ada yang lebih indah. Dari hujan bulan Juli. Dibiarkannya getar-getar aksara. Terangkai merdu bersama air mata. Tidak ada yang lebih suka cita.
Sapardi Djoko Damono yang lahir di Solo 20 Maret 1940 menulis puisi “Hujan Bulan Juni” pada 1989. “tak ada yang lebih tabah. dari hujan bulan Juni. dirahasiakannya rintik rindunya. kepada pohon berbunga itu . tak ada yang lebih bijak. dari hujan bulan Juni. dihapusnya jejak-jejak kakinya. yang ragu-ragu di jalan itu . tak ada yang lebih arif cUmnya.
  • 7kradkn8l8.pages.dev/297
  • 7kradkn8l8.pages.dev/631
  • 7kradkn8l8.pages.dev/125
  • 7kradkn8l8.pages.dev/440
  • 7kradkn8l8.pages.dev/625
  • 7kradkn8l8.pages.dev/63
  • 7kradkn8l8.pages.dev/155
  • 7kradkn8l8.pages.dev/886
  • 7kradkn8l8.pages.dev/443
  • resensi buku puisi hujan bulan juni